Kamis, 30 April 2015

Pembentukan Kata Tugas Bahasa Indonesia

1.    AWALAN
a.   a-. Awalan ini mengandung arti ‘tidak’ atau ‘tidak ber’. Contoh: Ia adalah seorang yang amoralis.
(amoralis: orang yang tidak memiliki budi bahasa yang tinggi)
b.   anti- yang artinya ‘melawan’ atau ‘bertentangan dengan’. Contoh: Sinta gemar membaca novel. Tetapi ketika Ia menulis sebuah novel, novel yang Ia tulis bersifat antinovel.
(antinovel: suatu karya sastra yang pengarangnya tidak menggunakan kaidah unsur-unsur struktur novel)
c.     bi- awalan ini artinya ‘dua’. Contoh: Dina seorang yang memiliki bipatride yaitu Indonesia dan Australia.
(bipatride: dua kewarganegaraan)
d.      de- awalan ini artinya ‘meniadakan’ atau ‘menghilangkan’. Contoh: Anita membeli deodorat di supermarket  dekat rumahnya.
(deodorat: obat (cairan) untuk menghilangkan bau badan)
e.    eks- awalan ini artinya ‘bekas’ yang sekarang dinyatakan dengan kata ‘mantan’. Contoh: Jodi seorang eks-pejabat Negara.
(eks-pejabat: mantan pejabat)
f.      ekstra- awalan ini artinya ‘tambah’, ‘diluar’, atau ‘sangat’. Contoh: Bakso yang dimakan ayu dan teman-temannya ekstra-pedas.
(ekstra-pedas: sangat pedas)
g.      hiper- awalan ini artinya ‘lebih’ atau ‘sangat’. Contoh: Jeni ketika berbicara kepada teman sebayanya, ucapannya terlalu hiperbolis.
(hiperbolis: bersifat ucapan yang berlebih-lebihan)
h.  in- awalan ini artinya ‘tidak’. Contoh: Dalam mengemudi Tanti adalah seorang yang indisipliner.
(indisipliner: tidak mengindahkan peraturan yang ada; tidak taat dengan ketentuan resmi)
i.    infra- awalan ini artinya ‘di tengah’. Contoh: komponen-komponen infrastruktur politik terdiri dari media massa, partai politik, pressure group.
(infrastruktur: prasarana)
j.      intra- awalan ini artinya ‘di dalam’. Contoh: intra-sekolah jojo dan teman-temannya sedang bermain.
(intra-sekolah: di dalam sekolah)
k.      inter- yang biasa di Indonesiakan dengan antar. Contoh: Andi sedang berinteraksi dengan teman sebayanya.
(interaksi: saling mempengaruhi; saling menarik; saling meminta dan memberi)
l.     ko- awalan ini artinya ‘bersama-sama’ atau ‘beserta’. Contoh: di kantor Intan menjadi ko-partner Ina.
(ko-partner: teman serikan kerja atau rekan kerja)
m.    kontra- awalan ini artinya ‘berlawanan’ atau ‘menentang’. Contoh: perselisihan yang terjadi antara Anto dengan Budi karna kontradiksi.
(kontradiksi: berlawanan; pertentangan dua hal yang tak bisa dipadukan)
n.      makro- awalan ini artinya ‘besar’ atau ‘dalam arti luas’. Contoh: UKM SNAP Universitas Gunadarma sedang melakukan makrofotografi.
(makrofotografi: pemotretan benda yang sangat kecil pada jarak dekat (hasilnya bisa diperbesar))
o.   mikro- awalan ini artinya ‘kecil’ atau ‘renik’. Contoh: Ismi dan teman-teman sekelasnya sedang mempelajari materi mikrobiologi.
(mikrobiologi: ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk mikrobe dan bakteri lainnya)
p.      multi- awalan ini artinya ‘banyak’. Contoh: Di zaman sekarang ini banyak orang yang sudah multibahasa.
(multibahasa: memiliki atau mengandung beberapa bahasa)
q.     neo- awalan ini artinya’baru’. Contoh: Jeni dalam mengungkapkan suatu kalimat, penggunaan katanya bersifat neologisme sehingga kalimatnya masih asing bagi yang mendengarkan.
(neologisme: penggunaan kata atau kalimat dan sebagainya secara baru dan di anggap masih asing di telinga; kata-kata baru)
r.   non- awalan ini artinya ‘bukan’ atau ‘tidak ber-‘. Contoh: kelas 2EB05 terdiri dari 51 mahasiswa. Terdiri dari 3 mahasiswa nonaktif dan 48 mahasiswa lainnya adalah yang aktif.
(nonaktif: tidak menjalankan kegiatan atau pekerjaan dinas)
2.    AKHIRAN
a.       –al kata-kata yang berakhiran –al ini tergolong kata sifat.
Contoh: alasan yang ia berikan sangat irasional.
b.    –asi/isasi akhiran tersebut menyatakan ‘proses menjadikan’ atau ‘penambahan’. Contoh: Globalisasi siaran TV kita tidak dapat dihindarkan lagi.
(globalisasi: proses masuknya keruang lingkup dunia)
c.       –asme akhiran ini menyatakan kata benda.
Contoh: Mahasiswa tingkat 2 Universitas Gunadarma sangat antusiasme dalam open recruitment asisten dan programmer Laboratorium Manajemen Menengah.
(antusiasme: gelora semangat, minat yang sangat besar)
d.      –er akhiran ini menyatakan sifat.
Contoh: Joni bertingkah laku arbiter kepada teman-temannya.
(arbiter: sewenang-wenang)
e.       –et akhiran ini menyatakan pengertian ‘kecil’.
Contoh: oplet adalah kendaraan yang di gunakan pada film Si Doel anak sekolahan.
f.       –i/wi/iah akhiran ini menyatakan sifat.
Contoh: insani adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna.
(insani: bersifat manusia yang sempurna dalam pandangan agama)
g.      –if akhiran ini menyatakan sifat.
Contoh: Pertandingan futsal antara kelas 2EB05 dengan kelas 2EB02 berlangsung secara sportif.
(sportif: secara kesatria, jujur dan tanggungjawab)
h.      –ik 1 akhiran ini menyatakan ‘benda’ dalam arti ‘bidang ilmu’.
Contoh: Vera sedang melakukan metalinguistik untuk memenuhi tugas bahasa yang sedang Ia kerjakan.
(metalinguistik: penelitian tentang korelasi antara faktor bahasa dan faktor non bahasa dalam masyarakat tertentu)
–ik 2 akhiran ini menyatakan sifat.
Contoh: Lukisan Monalisa merupakan lukisan yang sangat antik.
(antik: sesuatu yang bersifat kuno namun memiliki nilai tinggi sebagai hasil karya seni)
i.        –il akhiran ini menyatakan sifat. Pada kata-kata lain kata-kata ini diganti dengan –al.
Contoh: smartphone yang tadi Deni beli bersama ayahnya masih orisinil.
(orisinil: orsinil, masih asli, tulen)
j.        –is 1 akhiran ini menyatakan sifat.
Contoh: Ia selalu di ajarkan oleh kedua orangtuanya untuk selalu bersifat ekonomis.
(ekonomis: bersifat hemat dan berhati-hati dalam setiap penggunaan yang menyangkut keuangan)
–is 2 akhiran ini menyatakan orang yang mempunyai faham seperti disebut dalam kata dasar, atau orang yang ahli menulis dalam bentuk seperti dalam kata dasar. Contoh: Posisi Eki sebagai gitaris dalam sebuah band yang sedang Ia jalani.
(gitaris: orang yang ahli memainkan gitar)
k.      –isme artinya ‘faham’.
Contoh: Dia memiliki sifat nasionalisme.
l.        –logi artinya ‘ilmu’.
Contoh: Tari sedang belajar biologi.
m.  –ir akhiran ini menyatakan orang yang bekerja pada bidang atau orang yang mempunyai kegemaran ber-.
Contoh: saat bernyanyi dia dapat falsetir.
(falsetir: memiliki suara mirip perempuan)
n.   –or akhiran ini artinya orang yang bertindak sebagai orang yang mempunyai kepandaian seperti pada kata dasar.
Contoh: editor kamus lengkap Bahasa Indonesia adalah Ricky Adil.
(editor: orang yang menyunting atau mengoreksi dan memperbaiki kalimat dalam naskah yang siap cetak)
o.      –ur akhiran ini menyatakan agentif atau pelaku.
Contoh: Jabatan yang di pegangnya saat ini adalah sebagai direktur keuangan.
(direktur: pimpinan tertinggi dalam suatu instansi atau perusahaan)
p.      –itas akhiran ini menyatakan benda.
Contoh: Ia merupakan mahasiswa Akuntansi semester 4 Universitas Gunadarma.
3.    IMBUHAN
·         adi-
Contoh: di dalam kelas, Ia dikenal dengan sebutan adiguna, sehingga Ia tidak di segani oleh teman-temannya.
(adiguna: suka menonjolkan kepandaian)
·         alih
Contoh: Ani Sebelumnya bekerja sebagai receptionis, namun sekarang Ia alih profesi menjadi staff keuangan.
(alih profesi: pindah/ganti pekerjaan)
·         antar-
Contoh: Olimpiade Akuntansi tersebut diselenggarakan antarkampus.
·         awa-
Contoh: Ikan hias di dalam akuarium tersebut awaair.
(awaair: bebas air)
·         bak-
Contoh: Dino sedang melakukan penelitian mengenai bakteriologi.
(bakteriologi: ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkenaan atau berhubungan dengan bakteri)
·         dur-
Contoh: sepatu yang di beli adik beberapa tahun lalu duratif sampai saat ini. (duratif: awet, tahan lama)
·         lepas
Contoh: pesawat yang di naiki ayah lepas landas jam 08.30.
·         lir-
Contoh: profesi Danil adalah seorang lirikis.
(lirikis: pencipta lirik)
·         maha-
Contoh: Banyak bintang papan atas yang mengisi acara maha karya di RCTI.
(maha karya: karya besar)
·         mala-
Contoh: Kecelakaan yang menimpa Andi merupakan malapetaka bagi dirinya.
(malapetaka: musibah, kebinasaan, hal yang bersifat celaka)
·         nara
Contoh: Seorang laki-laki tersebut adalah narapidana.
(narapidana: terhukum, orang terhukum, orang tahanan)
·         nir-
Contoh: tema pertunjukan teater itu mengenai nirwana.
(nirwana: alam kedamaian)
·         pasca-
Contoh: pascalahir anak pertamanya, Ia membuat acara aqiqah untuk anaknya.
(pascalahir: berkenaan atau berhubungan setelah kelahiran)
·         peri-
Contoh: peribudi Anita tidak akan dilupakan oleh teman sebayanya.
(peribudi: kebaikan budi)
·         pra-
Contoh: setelah Yuni membaca materi mengenai alinea,  Ia di minta oleh dosen untuk memprafrasekan materi yang Ia baca tadi.
(prafrase: hasil pengungkapan kembali suatu kata dari sebuah tingkatan bahasa menjadi lain (tanpa mengubah pengertian/maksud))
·         pramu-
Contoh: Pramuniaga toko sepatu sangat ramah. Sehingga banyak orang yang membeli sepatu ditoko tersebut.
(pramuniaga: palayan toko, pelayan bagian penjualan)
·         purna-
Contoh: Sepuluh Karyawan PT. XYZ  dilepas untuk memasuki masa purnabakti.
(purnabakti: pensiun)
·         rupa
Contoh: Anak gadis Pak Herman sangat rupawan. Sehingga banyak pemuda yang jatuh hati pada anak gadis tersebut.
(rupawan: elok rupanya; cantik)
·         salah
Contoh: ketua kelas memberikan informasi bahwa tugas bahasa Indonesia dikumpulkan dua minggu kemudian, tetapi setelah ditanya kembali kepada dosen bahasa Indonesia tugas tersebut dikumpulkan 3 minggu kemudian. Hal tersebut merupakan salah informasi antara ketua kelas dengan dosen.
·         serba-
Contoh: Ia disebut sebagai serbausaha karena cabang usaha bakso yang Ia jalani ada di beberapa tempat.
(serbausaha: banyak usaha)
·         su-
Contoh: Ia ikut kerja bakti dilingkungan rumahnya secara sukarela.
(sukarela: dengan kemauan sendiri, dengan rela hati)
·         swa-
Contoh: setiap orang berusaha menjalankan swadarma yang telah ditetapkan dengan baik.
(swadarma: hukum, hak, atau kewajiban sendiri)
·         tan
Contoh: Ia tanpadaksa sejak lahir.
(tanpadaksa: penderita cacat)
·         tak-
Contoh: pengerjaan tugas yang dilakukan oleh Dio takefisien. Sehingga tugas yang Ia kerjakan tidak selesai tepat waktu.
·         tata
Contoh: setiap perusahaan memiliki tatalaksana yang berbeda-beda dengan perusahaan yang lain.
(tatalaksana: cara mengurus, melaksanakan suatu perusahaan dsb)
·         tuna-
Contoh: sejak lahir Ia sudah menderita tunarungu.
(tunarungu: rusak pendengaran)
·         sisipan –in-
Contoh: Setiap akhir periode, perusahaan membagikan binagi kepada para pemegang saham.
(binagi: deviden)
·         sisipan –em-
Contoh: Ia gemetar saat praktik pidato di depan kelas.
·         awalan bilangan eka, dwi-, tri-, catur-, panca-, sapta-, hasta-, nawa-
Contoh: Ia menggunakan ekabahasa saat berbicara pada masyarakat tertentu.
(ekabahasa: hanya satu bahasa yang digunakan dalam komunikasi pada masyarakat tertentu)
Contoh: Bendera Negara Indonesia dwiwarna, yakni warna merah dan warna putih.
(dwiwarna: dua warna)
Contoh: Dosen pancasila kelas 2EB05 semester 3 adalah Bapak Heru Nurhadi.
Contoh: saptadarma Dini salah satunya adalah mengqadha hutang puasa ramadhan.
(saptadarma: kewajiban yang tujuh macam)
Contoh: hastakarya yang Dinda buat pada saat praktik kesenian adalah tas dari bahan dasar kardus.
(hastakarya: keterampilan, kerajinan tangan)
·         akhiran –wan/-man/-wati

Contoh: Zeki adalah seorang bangsawan.

Jumat, 03 April 2015

Tanda Baca Tugas Bahasa Indonesia II

TANDA BACA

Tanda Titik (.)
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh: Saya suka menulis.
Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan.


2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh:

Irwan S. Gatot
George W. Bush
Apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh: Dwiki Halla


3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:

Dr. (doktor)
S.E. (sarjana ekonomi)
Kol. (kolonel)
Bpk. (bapak)

4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh:

dll. (dan lain-lain)
dsb. (dan sebagainya)
tgl. (tanggal)
hlm. (halaman)

5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Contoh:

Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)

6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh: Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang.

Tanda titik tidak dipakai untuk :
1. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh:
Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.
Nomor Giro 033983 telah saya berikan kepada Mamat.

2. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi maupun di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh:
DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
SMA (Sekolah Menengah Atas)
PT (Perseroan Terbatas)
WHO (World Health Organization)
UUD (Undang-Undang Dasar)
SIM (Surat Izin Mengemudi)
Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
rapim (rapat pimpinan)

3. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
contoh:
Cu (tembaga)
52 cm
l (liter)
Rp350,00

4. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
contoh:
Latar Belakang Pembentukan
Sistem Acara
Lihat Pula

Tanda Koma (,)
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi. [Catatan: dengan koma sebelum "dan"]
Contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan. [Catatan: tanpa koma sebelum "dan"]

2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata sepertitetapi, dan melainkan.
Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.

3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.

4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itujadilagi pula,meskipun begituakan tetapi.
Contoh:
Oleh karena itu, kamu harus datang.
Jadi, saya tidak jadi datang.

5. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
contoh:
O, begitu.
Wah, bukan main.

6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".

7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh:
Medan, 18 Juni 1984
Medan, Indonesia.

8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.

9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.

10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
contoh: Rinto Jiang, S.E.

11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh:
33,5 m
Rp10,50

12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.

13. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh: Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.

Tanda koma tidak dipakai untuk :
1. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.

2. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.

Tanda Titik Koma (;)
1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh: Malam makin larut; kami belum selesai juga.


2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.


Tanda Titik Dua (:)
1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Contoh:

Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.

2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh:
Ketua                          : Axel
Wakil Ketua                : Putri
Sekretaris                    : Helena
Wakil Sekretaris          : Michelle
Bendahara                   : Tio
Wakil bendahara         : Dikel


3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
Rex    : "Siap, Boss!"


4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.
Contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.


5. Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding).
Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.


Tanda titik dua tidak dipakai untuk :
Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.


Tanda Hubung (-)
1. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan
Tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.


2. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Contoh:

p-e-n-g-u-r-u-s
8-4-1973

3. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.
Bandingkan:

ber-evolusi dengan be-revolusi
dua puluh lima-ribuan (20×5000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (1×25000).
Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah

4. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, (d) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama jabatan rangkap.
Contoh:

se-Indonesia
hadiah ke-2
tahun 50-an
ber-SMA
KTP-nya nomor 11111
sinar-X
Menteri-Sekretaris Negara

5. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh:

di-charter
pen-tackle-an

Tanda Pisah (–, —)
1. Tanda pisah em (—) membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
Contoh: Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar.

Tanda pisah em (—) menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih tegas.
Contoh:
Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.


2. Tanda pisah en (–) dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'.
Contoh:

1919–1921
Medan–Jakarta
10–13 Desember 1999

Tanda pisah tidak dipakai untuk :
Tanda pisah en (–) tidak dipakai bersama perkataan dari dan antara, atau bersama tanda kurang (−).
Contoh:

dari halaman 45 sampai 65, bukan dari halaman 45–65
antara tahun 1492 dan 1499, bukan antara tahun 1492–1499
−4 sampai −6 °C, bukan −4–−6 °C


Tanda Elipsis (...)
1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus, misalnya untuk menuliskan naskah drama.
Contoh: Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.


2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan, misalnya dalam kutipan langsung.
Contoh: Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.

Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat.
Contoh: Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ....


Tanda Tanya (?)
1. Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.
Contoh:

Kapan ia berangkat?
Saudara tahu, bukan?
Penggunaan kalimat tanya tidak lazim dalam tulisan ilmiah.

2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh:

Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Contoh:

Alangkah mengerikannya peristiwa itu!
Bersihkan meja itu sekarang juga!
Sampai hati ia membuang anaknya!
Merdeka!

Tanda seru tidak dipakai untuk :
Penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam tulisan ilmiah atau ensiklopedia. Hindari penggunaannya kecuali dalam kutipan atau transkripsi drama.

Tanda Kurung ((...))
1. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.
Contoh: Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang kemudian dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) secara berkala.


2. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Contoh:

Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada) membentuk sistem satelit domestik di Indonesia.
Pertumbuhan penjualan tahun ini (lihat Tabel 9) menunjukkan adanya perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri.

3. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh:

Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a)
Pembalap itu berasal dari (kota) Medan.

4. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh: Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat, dan (c) promosi.


Tanda kurung tidak dipakai untuk :
Hindari penggunaan dua pasang atau lebih tanda kurung yang berturut-turut. Ganti tanda kurung dengan koma, atau tulis ulang kalimatnya.
Contoh:

Tidak tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) (dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv) merupakan seorang pemimpin Ukraina.
Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919), dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv, merupakan seorang pemimpin Ukraina.
Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) merupakan seorang pemimpin Ukraina. Dia juga dikenal sebagai Matviy Hryhoriyiv.
Tanda Kurung Siku ([...])

Tanda Kurung Siku ([...])
1. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Contoh: Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.


2. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini.


Tanda Petik ("...")
1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh:

"Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia."

2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh:

Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi di SMA" diterbitkan dalam Tempo.
Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada halaman 5 buku itu.

3. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Contoh:

Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.
Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama "cutbrai".

4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Contoh: Kata Tono, "Saya juga minta satu."


5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Contoh:

Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam".
Bang Komar sering disebut "pahlawan"; ia sendiri tidak tahu sebabnya.

Tanda Petik Tunggal ('...')
1. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contoh:

Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?"
"Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak pulang', dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Pak Hamdan.

2. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
Contoh: feed-back 'balikan'


Tanda Garis Miring (/)
1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Contoh:

No. 7/PK/1973
Jalan Kramat III/10
tahun anggaran 1985/1986

2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata tiapper atau sebagai tanda bagi dalam pecahan dan rumus matematika.
Contoh:

harganya Rp125,00/lembar (harganya Rp125,00 tiap lembar)
kecepatannya 20 m/s (kecepatannya 20 meter per detik)
7/8 atau 78
xn/n!

Tanda garis miring tidak dipakai untuk :
1. Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai untuk menuliskan tanda aritmetika dasar dalam prosa. Gunakan tanda bagi  ÷ .
Contoh: 10 ÷ 2 = 5.

Di dalam rumus matematika yang lebih rumit, tanda garis miring atau garis pembagi dapat dipakai.
Contoh: Xn

               n!

2. Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai sebagai pengganti kata atau.

Tanda Penyingkat (Apostrof)(')
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Contoh:
Ali 'kan kusurati. ('kan = akan)
Malam 'lah tiba. ('lah = telah)
1 Januari '88 ('88 = 1988)

Sebaiknya bentuk ini tidak dipakai dalam teks prosa biasa.