TANDA
BACA
Tanda Titik (.)
1. Tanda titik dipakai
pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh: Saya suka menulis.
Apabila dilanjutkan dengan kalimat
baru, harus diberi jarak satu ketukan.
2. Tanda
titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh:
Irwan S. Gatot
George W. Bush
Apabila nama itu
ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh: Dwiki Halla
3. Tanda
titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
Dr. (doktor)
S.E. (sarjana ekonomi)
Kol. (kolonel)
Bpk. (bapak)
4. Tanda
titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum.
Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda
titik.
Contoh:
dll. (dan lain-lain)
dsb. (dan sebagainya)
tgl. (tanggal)
hlm. (halaman)
5. Tanda
titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Contoh:
Pukul 7.10.12 (pukul 7
lewat 10 menit 12 detik)
0.20.30 jam (20 menit,
30 detik)
6. Tanda
titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh: Kota kecil itu berpenduduk
51.156 orang.
Tanda titik tidak dipakai untuk :
1. Tanda titik tidak dipakai
untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan
jumlah.
Contoh:
Contoh:
Nama Ivan terdapat pada halaman 1210
dan dicetak tebal.
Nomor Giro 033983 telah saya berikan
kepada Mamat.
2. Tanda titik tidak
dipakai dalam singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,
badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi maupun di dalam akronim yang
sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh:
Contoh:
DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
SMA (Sekolah Menengah Atas)
PT (Perseroan Terbatas)
WHO (World Health Organization)
UUD (Undang-Undang Dasar)
SIM (Surat Izin Mengemudi)
Bappenas (Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional)
rapim (rapat pimpinan)
3. Tanda titik tidak
dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan,
dan mata uang.
contoh:
contoh:
Cu (tembaga)
52 cm
l (liter)
Rp350,00
4. Tanda titik tidak dipakai pada
akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel, dan
sebagainya.
contoh:
contoh:
Latar Belakang Pembentukan
Sistem Acara
Lihat Pula
Tanda Koma (,)
1. Tanda koma dipakai di antara
unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi. [Catatan: dengan koma sebelum "dan"]
Contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan. [Catatan: tanpa koma sebelum "dan"]
Contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi. [Catatan: dengan koma sebelum "dan"]
Contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan. [Catatan: tanpa koma sebelum "dan"]
2. Tanda koma dipakai untuk
memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang
didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
3. Tanda koma dipakai untuk
memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut
mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
Contoh:
Kalau hari hujan, saya tidak akan
datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
4. Tanda koma dipakai di
belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal
kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi
pula,meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh:
Contoh:
Oleh karena itu, kamu harus datang.
Jadi, saya tidak jadi datang.
5. Tanda koma dipakai di
belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal
kalimat.
contoh:
contoh:
O, begitu.
Wah, bukan main.
6. Tanda koma dipakai untuk
memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".
Contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".
7. Tanda koma dipakai di antara
(i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan
(iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh:
Contoh:
Medan, 18 Juni 1984
Medan, Indonesia.
8. Tanda koma dipakai untuk
menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.
Contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.
9. Tanda koma dipakai di antara
bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
Contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
10. Tanda koma dipakai di
antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari
singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
contoh: Rinto Jiang, S.E.
contoh: Rinto Jiang, S.E.
11. Tanda koma dipakai di muka
angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh:
Contoh:
33,5 m
Rp10,50
12. Tanda koma dipakai untuk
mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
13. Tanda koma dipakai untuk
menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh: Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
Contoh: Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
Tanda koma tidak dipakai untuk :
1. Tanda koma tidak
dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak
kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh: Saya tidak akan datang kalau
hari hujan.
2. Tanda koma tidak
dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang
mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda
tanya atau tanda seru.
contoh: "Di mana
Rex tinggal?" tanya Stepheen.
Tanda Titik Koma (;)
1. Tanda titik
koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan
setara.
Contoh: Malam makin
larut; kami belum selesai juga.
2. Tanda titik
koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu
kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh: Ayah mengurus
tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik menghafalkan nama-nama
pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.
Tanda Titik Dua (:)
1. Tanda titik
dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian
atau pemerian.
Contoh:
Kita sekarang
memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
Fakultas itu mempunyai
dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
2. Tanda titik
dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh:
Ketua : Axel
Wakil Ketua : Putri
Sekretaris : Helena
Wakil Sekretaris : Michelle
Bendahara : Tio
Wakil bendahara : Dikel
3. Tanda titik
dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam
percakapan.
Contoh:
Borgx : "Jangan lupa
perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
Rex : "Siap,
Boss!"
4. Tanda titik
dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab
dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul
suatu karangan.
Contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan
Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.
5. Tanda titik
dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding).
Contoh: Nisbah siswa
laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.
Tanda titik dua tidak
dipakai untuk :
Tanda titik
dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan
pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh: Kita
memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Tanda Hubung (-)
1. Tanda
hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh: anak-anak, berulang-ulang,
kemerah-merahan
Tanda ulang singkatan (seperti
pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai
pada teks karangan.
2. Tanda
hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian
tanggal.
Contoh:
p-e-n-g-u-r-u-s
8-4-1973
3. Tanda
hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.
Bandingkan:
ber-evolusi dengan
be-revolusi
dua puluh lima-ribuan
(20×5000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (1×25000).
Istri-perwira yang
ramah dengan istri perwira-yang ramah
4. Tanda
hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata
berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan
angka, (c) angka dengan -an, (d) singkatan berhuruf kapital dengan
imbuhan atau kata, dan (e) nama jabatan rangkap.
Contoh:
se-Indonesia
hadiah ke-2
tahun 50-an
ber-SMA
KTP-nya nomor 11111
sinar-X
Menteri-Sekretaris
Negara
5. Tanda
hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur
bahasa asing.
Contoh:
di-charter
pen-tackle-an
Tanda Pisah (–, —)
1. Tanda pisah em (—)
membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan khusus di
luar bangun kalimat.
Contoh: Wikipedia
Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar.
Tanda pisah em (—)
menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi
lebih tegas.
Contoh:
Rangkaian penemuan ini—evolusi,
teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita
tentang alam semesta.
2. Tanda pisah en (–)
dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau di
antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'.
Contoh:
1919–1921
Medan–Jakarta
10–13 Desember 1999
Tanda pisah tidak
dipakai untuk :
Tanda pisah en (–) tidak
dipakai bersama perkataan dari dan antara,
atau bersama tanda kurang (−).
Contoh:
dari halaman 45 sampai
65, bukan dari halaman 45–65
antara tahun 1492 dan
1499, bukan antara tahun 1492–1499
−4 sampai
−6 °C, bukan −4–−6 °C
Tanda Elipsis (...)
1. Tanda
elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus, misalnya untuk
menuliskan naskah drama.
Contoh: Kalau begitu
... ya, marilah kita bergerak.
2. Tanda
elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang
dihilangkan, misalnya dalam kutipan langsung.
Contoh: Sebab-sebab
kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
Jika bagian yang
dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah titik; tiga
buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat.
Contoh: Dalam tulisan, tanda baca
harus digunakan dengan hati-hati ....
Tanda Tanya (?)
1. Tanda
tanya dipakai pada akhir tanya.
Contoh:
Kapan ia berangkat?
Saudara tahu, bukan?
Penggunaan kalimat
tanya tidak lazim dalam tulisan ilmiah.
2. Tanda
tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh:
Ia dilahirkan pada
tahun 1683 (?).
Uangnya sebanyak 10
juta rupiah (?) hilang.
Tanda Seru (!)
Tanda
seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi
yang kuat.
Contoh:
Alangkah mengerikannya
peristiwa itu!
Bersihkan meja itu
sekarang juga!
Sampai hati ia
membuang anaknya!
Merdeka!
Tanda seru tidak
dipakai untuk :
Penggunaan tanda seru
umumnya tidak digunakan di dalam tulisan ilmiah atau ensiklopedia. Hindari
penggunaannya kecuali dalam kutipan atau transkripsi drama.
Tanda Kurung ((...))
1. Tanda
kurung mengapit keterangan atau penjelasan.
Contoh: Bagian
Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang kemudian dibahas dalam RUPS
(Rapat Umum Pemegang Saham) secara berkala.
2. Tanda
kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral
pokok pembicaraan.
Contoh:
Satelit Palapa
(pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada) membentuk sistem satelit
domestik di Indonesia.
Pertumbuhan penjualan
tahun ini (lihat Tabel 9) menunjukkan adanya perkembangan baru dalam pasaran dalam
negeri.
3. Tanda
kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat
dihilangkan.
Contoh:
Kata cocaine diserap
ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a)
Pembalap itu berasal
dari (kota) Medan.
4. Tanda
kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh: Bauran
Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat, dan (c)
promosi.
Tanda kurung tidak
dipakai untuk :
Hindari penggunaan
dua pasang atau lebih tanda kurung yang berturut-turut. Ganti tanda kurung
dengan koma, atau tulis ulang kalimatnya.
Contoh:
Tidak tepat: Nikifor
Grigoriev (c. 1885–1919) (dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv) merupakan
seorang pemimpin Ukraina.
Tepat: Nikifor
Grigoriev (c. 1885–1919), dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv, merupakan
seorang pemimpin Ukraina.
Tepat: Nikifor
Grigoriev (c. 1885–1919) merupakan seorang pemimpin Ukraina. Dia juga dikenal
sebagai Matviy Hryhoriyiv.
Tanda Kurung Siku ([...])
Tanda Kurung Siku ([...])
1. Tanda kurung
siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau
tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu
menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah
asli.
Contoh: Sang Sapurba
men[d]engar bunyi gemerisik.
2. Tanda kurung
siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda
kurung.
Contoh: Persamaan
kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman
35–38]) perlu dibentangkan di sini.
Tanda Petik ("...")
1. Tanda
petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah
atau bahan tertulis lain.
Contoh:
"Saya belum
siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"
Pasal 36 UUD 1945
berbunyi, "Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia."
2. Tanda
petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam
kalimat.
Contoh:
Bacalah "Bola
Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
Karangan Andi Hakim
Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi di SMA" diterbitkan
dalam Tempo.
Sajak "Berdiri
Aku" terdapat pada halaman 5 buku itu.
3. Tanda petik mengapit
istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Contoh:
Pekerjaan itu
dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.
Ia bercelana panjang
yang di kalangan remaja dikenal dengan nama "cutbrai".
4. Tanda petik
penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Contoh: Kata Tono,
"Saya juga minta satu."
5. Tanda baca penutup
kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang
mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat
atau bagian kalimat.
Contoh:
Karena warna kulitnya,
Budi mendapat julukan "Si Hitam".
Bang Komar sering
disebut "pahlawan"; ia sendiri tidak tahu sebabnya.
Tanda Petik Tunggal ('...')
1. Tanda petik
tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contoh:
Tanya Basri, "Kau
dengar bunyi 'kring-kring' tadi?"
"Waktu kubuka
pintu depan, kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak pulang', dan rasa letihku
lenyap seketika," ujar Pak Hamdan.
2. Tanda petik
tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan
asing.
Contoh: feed-back 'balikan'
Tanda Garis Miring (/)
1. Tanda garis
miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan
masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Contoh:
No. 7/PK/1973
Jalan Kramat III/10
tahun anggaran
1985/1986
2. Tanda garis
miring dipakai sebagai pengganti kata tiap, per atau
sebagai tanda bagi dalam pecahan dan rumus matematika.
Contoh:
harganya
Rp125,00/lembar (harganya Rp125,00 tiap lembar)
kecepatannya 20 m/s
(kecepatannya 20 meter per detik)
7/8 atau 7⁄8
xn/n!
Tanda garis miring
tidak dipakai untuk :
1. Tanda garis
miring sebaiknya tidak dipakai untuk menuliskan tanda aritmetika
dasar dalam prosa. Gunakan tanda bagi ÷ .
Contoh: 10 ÷ 2 =
5.
Di dalam rumus
matematika yang lebih rumit, tanda garis miring atau garis pembagi dapat
dipakai.
Contoh: Xn
n!
2. Tanda garis
miring sebaiknya tidak dipakai sebagai pengganti kata atau.
Tanda Penyingkat (Apostrof)(')
Tanda penyingkat menunjukkan
penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Contoh:
Ali 'kan kusurati.
('kan = akan)
Malam 'lah tiba. ('lah
= telah)
1 Januari '88 ('88 =
1988)
Sebaiknya bentuk
ini tidak dipakai dalam teks prosa biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar