Membuka usaha sendiri membutuhkan waktu, tidak bisa instan. Ada proses yang harus dilalui. Mulai dari memikirkan ide awal, membuka, memperkenalkan dan mempromosikan usaha tersebut. Dalam proses ini, banyak sekali tantangan dan rintangan. Baik dari internal pebisnis sendiri maupun yang datang dari eksternal (simak disini Kiat Memulai Usaha).\
Tantangan ini tidak jarang
menyebabkan pebisnis layu sebelum berkembang. Tidak kuat dan stress melihat
usaha yang dibangun lambat tumbuh, penjualan seret, sementara dana dan tenaga
sudah banyak dicurahkan. Akhirnya memilih mundur, menyerah. Ibarat kepompong,
usahanya gagal menjadi kupu – kupu yang bisa terbang.
Statistik dari beberapa survei enterpreunership
menunjukkan bahwa sebagian besar pebisnis yang buka usaha sendiri, gagal pada
tahap awal. Saya menduga bahwa kegagalan mempertahankan endurance
menjadi penyebab utama banyak pebisnis pemula gugur di masa – masa awal.
Namun, bukan berarti bahwa endurance
bisnis tidak bisa dilatih atau dibangun. Buktinya, pengusaha yang sekarang
sukses, umumnya bisa bertahan dan lolos dari masa – masa paling kelam.
Membangun
Daya Tahan dalam Memulai Usaha Sendiri
Berikut catatan mengenai bagaimana
membangun dan mempertahankan endurance berbisnis, supaya bisa tetap
fokus saat buka usaha, meskipun kesulitan dan tantangan datang bertubi.
1.
Punya Mimpi Besar
Mimpi mampu memindahkan gunung,
begitu kata salah satu kiasan. Ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh mimpi,
termasuk dalam berusaha. Makanya, saat memutuskan usaha sendiri, kita
sebaiknya punya mimpi atau cita – cita yang jelas dan spesifik yang menjadi raison
d etre memulai bisnis sendiri.
Mimpi tersebut sebaiknya sesuatu
yang pantas, worthed, untuk dikejar dan diperjuangkan. Jika tidak, mimpi akan
mudah dikalahkan atau dinomorduakan oleh tekanan dari kebutuhan dan tuntutan
jangka pendek yang biasanya terlihat lebih urgen untuk dipenuhi.
Ketika berondongan kesulitan muncul,
mimpi menjadi penyemangat yang menopang kita untuk tidak menyerah, tetapi
malahan mencari jalan keluar. Mimpi menjadi benteng terakhir.
Beberapa motivator terkenal
menyarankan bahwa mimpi tersebut harus spesik dan jelas. Dituliskan dalam
secarik kertas, kemudian diresapi dan diingat setiap waktu. Dengan demikian,
cita – cita itu terinternalisasi dalam diri secara kuat dan mengakar.
2.
Bekerja berdasarkan Passion
Bekerja karena dorongan cinta atau
hobi pasti hasilnya akan berbeda. Ada keinginan kuat memberikan yang terbaik.
Kasarnya, tidak dibayar pun, kita mau mengerjakan hal tersebut.
Passion merupakan penyemangat yang manjur saat bisnis sedang susah.
Walaupun penjualan sedang merosot, tetapi karena melakukannya bukan karena
tuntutan keuntungan, namun karena memang menyukainya, kita akan terus
berkarya memberikan yang terbaik.
Konsistensi berkarya pada ujungnya
akan mendatangkan apresiasi.
Sebaliknya, jika bisnis dilakukan
karena harapan akan kekayaan semata, ketika muncul tantangan atau kesulitan,
yang niscaya pasti ada dalam usaha, semangat pantang menyerah mudah luntur.
Tidak ada motivasi dari dalam yang menjaga semangat.
Umumnya, membangun usaha sendiri
membutuhkan waktu. Jarang yang bisa berhasil dalam waktu pendek. Stamina untuk
bertahan paling efektif dalah motivasi yang muncul dari dalam. Itulah passion.
3.
Belajar dari Orang Sukses
Banyaklah belajar dari orang – orang
yang sudah berhasil. Dari mereka, kita akan paham bahwa jalan memulai usaha itu
tidaklah mudah. Ada proses berliku, naik dan turun, terjal, yang mau tidak mau
harus dilewati jika ingin berhasil.
Yang sukses pun pernah melewatinya.
Mereka berhasil karena bisa bertahan. Coba dulu berhenti ditengah jalan, pasti
keberhasilan yang mereka dapatkan sekarang tidak akan pernah terwujud.
Pengalaman orang sukses ini menjadi reminder
yang kuat, menjadi pemompa semangat, ketika sedang lelah atau gundah. Kalau
para pebisnis sukses saja butuh waktu dan bahkan butuh pengorbanan untuk bisa
berhasil, wajar saja kita yang baru memulai usaha menghadapi masalah.
Makanya, hadir di seminar,
mendengarkan talkshow di radio atau membaca di tabloid mengenai berbagai
sharing kisah sukses adalah hal yang sebaiknya rutin dilakukan. Bukan hanya
untuk menimba ilmu, tetapi lebih dari itu, menjadi booster semangat
ditengah tantangan memulai usaha sendiri.
4.
Pentingnya Support keluarga.
Saat bisnis sedang sulit, biasanya cash
flow rumah tangga kena imbasnya. Yang dulunya bisa ke mall setiap minggu,
atau berlibur ke setahun dua kali, sekarang harus dikurangi, atau bahkan
dihapuskan sama sekali demi berhemat untuk keuangan usaha. (simak disini Cara Mengelola Keuangan Keluarga).
Keluarga yang paling merasakan
dampaknya. Dan reaksi keluarga ikut menentukan terus tidaknya usaha tersebut.
Keluarga yang tidak mendukung pasti
kerap mengeluh dan tidak mau kompromi. Saya melihat beberapa orang yang
akhirnya mundur dari berbisnis karena tekanan dari keluarga, yang ingin tetap
mempertahankan gaya hidup, tidak mau prihatin, padahal kondisi keuangan sedang
tidak memungkinkan.
Sebaliknya, keluarga yang mendukung,
memberikan semangat dan yang paling penting mau ikut prihatin. Mereka paham
bahwa kesulitan sekarang akan mendatangkan kebahagiaan yang lebih besar
nantinya.
Makanya, ketika ingin mulai usaha,
penting membicarakan dan bicara terbuka kepada keluarga. Menjelaskan bahwa
memulai bisnis akan menghadapi masa – masa sulit diawal, tantangan yang tidak
mudah, yang membutuhkan dukungan dan pengorbanan dari keluarga.
Kunci sukses memulai usaha
sendiri, tidak hanya produk bagus, strategi pemasaran brilian dan business
model, tetapi lebih dari itu, butuh kekuatan dan keuletan untuk terus bertahan.
Bisnis itu penuh tantangan dan rintangan. Karena ketika pebisnis mundur sebelum
sampai tujuan, segala strategi dan rencana yang jitu serta produk yang mumpuni
menjadi sia – sia semuanya.
Sumber : http://www.duwitmu.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar